Menag Hadiri Peluncuran Buku & Malam Tasyakuran 60 Tahun Nasaruddin Umar

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mendampingi Wakil Presiden Yusuf Kalla di gelaran Peluncuran Buku dan Malam Tasyakuran 60 Tahun Imam Besar Mesjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Peluncuran Buku dan Malam Tasyakuran 60 Tahun Imam Besar Mesjid Istiqlal Nasaruddin Umar di gelar di Grand Hyatt Hotel Jakarta, Minggu (23/06) malam. 

Mengenakan kopiah dan kemeja ungu Menag tampak memasuki lokasi acara mendampingi Wapres Jusuf Kalla sekitar pukul 19.25 WIB. 

Ada 20 buku yang diluncurkan bersamaan dengan tasyakuran Imam Besar Mesjid Istiqlal Jakarta yang juga pernah menjabat Wakil Menteri Agama dan Dirjen Bimas Islam Kemenag ini. Di antaranya, buku berjudul Allah Tujuan Kita, Teologi Korupsi, Jihad Melawan Religius Hate Speech, Islam Nusantara, Shalat Sufistik dan Geliat Islam di Negeri Non Muslim. 

Peluncuran Buku dan Malam Tasyakuran 60 Tahun Nasarudin Umar juga dihadiri tokoh nasional diantaranya Akbar Tanjung, Shinta Nuriyah Wahid, Quraish Shihab, Jimly Asshidiqie, Kapolri Tito Karnavian, serta sejumlah tokoh lintas agama. Tampak juga keluarga besar Kemenag diantaranya Dirjen Pendis, Dirjen Bimas Islam, Dirjen Bimas Hindu dan pejabat Kemenag lainnya. 

Peluncuran Buku ditandai dengan penandatangan sampul buku berjudul Islam Nusantara oleh Wapres Jusuf Kalla didampingi Menag Lukman Hakim Saifuddin disaksikan Nasaruddin Umar, istri dan ketiga anaknya. Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sambutannya mengatakan buku-buku yang diterbitkan oleh Nasaruddin Umar memang sangat bermakna dan banyak berisi tentang Moderasi Beragama. 

"Pak Nasaruddin telah menerbitkan 60 buku dan sangat produktif. Saat kita menikmati tidur beliau menikmati buku," ujar Jusuf Kalla. 

Menurut JK, buku-buku moderasi Islam yang ditulis Nasaruddin Umar dapat memberikan sumbangsih bagi keamanan Indonesia. JK pun berharap buku-buku moderasi Islam yang ditulis Prof. Nasaruddin Umar bisa menjaga Islam moderasi di Indonesia. 

"Sangat penting buku-buku moderasi Islam yang sesuai dengan bangsa kita," ujar JK. 

Sementara itu, Menag Lukman Saifuddin menyatakan buku yang diterbitkan Nasaruddin Umar hakikatnya adalah manifestasi wujud bagaimana antar generasi bisa mentransformasikan ilmu secara bertanggung jawab. 

"Buku yang dibuat Pak Nasaruddin luar biasa. Dengan menerbitkan buku Pak Nasaruddin memberikan sinyal kuat bahwa mendalami agama harus dengan rujukan yang bisa dipertanggungjawabkan," ujar Menag. 

"Belajar agama itu harus jelas sumbernya dari mana sekaligus memiliki pesan bahwa mereka yang lebih dulu hidup bisa mentranferkan ilmunya melalui buku kepada generasi mendatang. Jadi kita mesti bersyukur memiliki Pak Nasaruddin Umar," kata Menag. 

Nasaruddin Umar dalam sambutan selamat datangnya mengatakan apa yang sudah diraihnya saat ini tidak lepas dari jasa kedua orang tua. "Satu poin tidak mungkin saya berdiri dalam kesempatan ini tanpa ada orang yang sangat berjasa yaitu ibunda dan bapak saya," ujar Nasaruddin Umar. 

Nasaruddin menambahkan bila ia merupakan anak pertama dari delapan bersaudara yang harus membiayai hidup sendiri dan adik adiknya dari menulis. "Saya tidak pernah berhenti menulis. Saya juga menulis di tiga koran setiap hari meski saat itu sedang menjabat wakil menteri agama," ujar Nasaruddin. 

Menurut Nasaruddin, buku-buku yang diterbitkannya adalah menghimpun yang terserak dan mempertemukan yang berbeda. "Waktu menulis saya yaitu jam 3 subuh sampai jam delapan pagi. Setiap shalat malam dan itu setiap hari. Jadi mobil saya seperti pustaka berjalan karena banyak buku," tandasnya.(p/ab)